1.
kerja paksa
a. Bubarnya VOC
pada tahun 1795
di negri Belanda terjadi revolusi yang di kendalikan oleh Prancis. revolusi ini
berhasil menggulingkan Raja Willem V. Belanda kemudian menjadi republik dengan
nama Republik Bataaf. karena berdirinya republik ini atas dukungan Prancis maka
Republik Bataaf berada di bawah kekuasaan Prancis.
Pemerintah Republik Bataaf memutuskan untuk membubarkan VOC
hal ini disebabkan karena VOC memiliki banyak kelemahan, kelemahannya adalah.
- adanya korupsi di kalangan pegawai VOC yang merajalela
serta kecurangan dalam bidang administrasi.
- banyak pegawai yang tidak cakap.
- banyak hutang akibat perang baik dengan rakyat indonesia,
maupun perang dengan inggris dalam persaingan perdagangan.
- timbulnya kemerosotan moral di kalangan pengusaha akibat
sistem monopoli dan pengumpulan hasil bumi dari rakyat.
oleh karena itu pada tanggal 31 Desember 1799 secara resmi
Pemerintah Republik Bataaf membubarkan VOC dan mengambil alih semua kekayaan
jajahan maupun semua hutang VOC
b. Pemerintahan
Gubernur Jendral Daendels
akibat dari
revolusi Prancis, maka Prancis dikuasai oleh Kaisar Napoleon. karena Belanda
dibawah kekuasaan Prancis maka Kaisar Napoleon membubarkan Republik Bataaf dan
menjadikan Belanda sebagai kerajaan di bawah kekuasaan Prancis dan mengangkat
adiknya yang bernama Louis Napoleon menjadi raja Belanda.
untuk menjalankan pemerintahan di indonesia, raja Louis
Napoleon mengangkat Gubernur Jendral Daendels di indonesia dengan tugas utama
mempertahankan pulau jawa agar tidak jatuh ke tangan Inggris, untuk menyelesaikan
tugas tersebut Daendels mengambil langkah - langkah persiapan, langkah -
langkah persiapannya adalah
- membangun jalan dan Anyer sampai Panarukan yang panjangnya
kurang lebih 1. 100 km
- pendirian pabrik senjata di Semarang dan Surabaya
- membangun pangkalan Armada di Anyer dan Ujung Kulon
- membentuk pasukan yang terdiri atas orang indonesia
selain itu, untuk menyelesaikan tugas tersebut Daendels
menggali sumber dana atau biaya dengan cara;
- memaksa rakyat di daerah Priangan untuk menanam kopi
- menjual tanah-tanah negara kepada orang swasta asing
- memaksa rakyat supaya menyerahkan sebagian hasil bumi
sebagai pengganti pajak bumi
- rakyat tetap menjual hasil bumi dengan harga yang
ditentukan pemerintah belanda.
2.
Sewa Tanah
a. Pemerintah Gubernur Jendral
Janssens (1811)
Gubernur Jendral Janssens belum begitu siap dengan keadaan
serta kurang mampu menghadapi desakan Tentara Inggris, hal ini disebabkan :
1) Keadaan negara masih begitu kacau
2) Tidak terjalin hubungan yang baik terhadap raja-raja,
karena tindakan Daendels sebelumnya
3) Angkatan perang yang dibentuk Daendels belum sekuat
tentara Inggris
Dengan keadaan tersebut di atas maka terpaksa Janssens
menyerah kepada Inggris di bawah Gubernur Jendral Lord Minto di Tuntang
(Salatiga) dengan penandatanganan perjanjian Tuntang yang isinya sebagai
berikut:
1). Seluruh pasukan militer Belanda menjadi tawanan militer
Inggris. 2). Utang pemerintah Belanda tidak diakui oleh Inggris
3). Pulau Jawa, Madura, maupun semua pangkalan Belanda di
luar Jawa menjadi kekuasaan inggris (EIC: East India Company)
b. Pemerintahan Inggris di bawah Raffles (1811-1816) Pada
tanggal 11 September 1811 terjadi perjanjian Tuntang yang lebih terkenal
Kapitulasi Tuntang yaitu menandai berakhirnya kekuasaan Belanda di Indonesia.
Setelah Lord Minto kembali ke India, pemerintahan Indonesia diserahkan kepada
Thomas Stamford Raffles.
Raffles mulai melaksanakan tugas sejak tanggal 9 Oktober
1811, selanjutnya Raffles mengadakan tindakan-tindakan sebagai berikut :
1) Perubahan dalam bidang pemerintahan
a). Pulau Jawa di bagi menjadi 16 Karisidenan
b). Masing-masing karisidenan mendapat badan pengadilan
(Land Lord)
c). Melarang perdagangan budak
2) Perubahan dalam bidang ekonomi
a). Mengadakan sistem sewa tanah atau pajak tanah (Land
Rente)
b). Menjual tanah antara Krawang, Priangan, Semarang dan
Surabaya kepada swasta asing
3) Bidang Ilmu Pengetahuan
a). Berhasil menyusun buku Sejarah Jawa (The History of
Java) pada tahun 1817
b). Mengundang para ahli luar negeri untuk mengadakan
penelitian tentang Indonesia
c). Menemukan bunga bangkai raksasa yang diberi nama Bunga
Rafflesia.
3.
Tanam Paksa
A. hal-hal yang mendorong Tanam Paksa
pada tahun
1830 Pemerintah Hindia Belanda mengalami kesulitan keuangan, demikian juga
pemerintahan di Negeri Belanda. sebab-sebab kesulitan keuangan Hindia Belanda
dan Negeri Belanda adalah;
1) pemerintah Hindia Belanda
banyak mengeluarkan biaya perang untuk menghadapi perlawanan rakyat.
2) pemerintah negeri Belanda banyak
mengeluarkan biaya perang menghadapi Belgia.
untuk mengatasi kesulitan tersebut, Johanes Van de Bosch
mengusulkan kepada pemerintah Belanda agar produk tanaman ekspor di Indonesia
ditingkatkan dengan cara Cultuur Stelsel, oleh bangsa Indonesia dinamakan Tanam
Paksa.
Tanam Paksa adalah aturan yang mengharuskan atau memaksa
penduduk untuk membayar pajak kepada pemerintah dalam bentuk barang, yaitu
hasil-hasil tanaman yang dapat dijual di pasaran internasional.
B.pelaksanaan
sistem tanam paksa
1)
Ketentuan-ketentuan tanam paksa
Tanam paksa dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Dengan
persetujuan penduduk yang menyerahkan tanahnya kenapa pemerintah untuk ditanami
tanaman ekspor.
b) Tanah yang
diserahkan kepada pemerintah tidak boleh melebihi seperlima dari milik
penduduk.
c) Tanah yang
diserahkan kepada pemerintah tidak dikenakan pajak.
2). Penyimpanan
Pelaksanaan Tanam Paksa
a) penduduk
diharuskan menyerahkan tanahnya kenapa pemerintah.
b) tanah yang
harus diserahkan melebihi seperlima, justru sampai separo dari milik penduduk.
c) tanah yang
diserahkan kepada pemerintah tetap dikenakan pajak dan pajak sersebut harus
ditanggung dari pemilik tanah.
C.Akibat
pelaksanaan tanam paksa
1) Bagi pemerintah Belanda
a) Kesulitan
keuangan bisa dibatasi.
b) Pemerintah
Belanda mengalami surplus di bidang keuangan.
c) Perusahaan
Nederlandsche Handel Maatschappij (NHM). mendapat keuntungan yang melimpah.
2) Bagi rakyat indonesia
a) Rakyat
dibeberapa daerah tertimpa bahaya kelaparan.
b) Banyak
penduduk yang melarikan diri meninggalkan desanya.
c) Terjadinya
kegagalan panen.
d) Jumlah
penduduk di jawa berkurang.
D. Penentang-Penentang Tanam Paksa
1) Kaum agama yang terdiri atas pendeta. Mereka menentang
tanam paksa atas dasar kemanusian.
2) Kaum liberal yang terdiri atas pengusaha dan oedagang.
Mereka menentang tanam paksa agar mereka mendapat kesempatan menanamkan
modalnya di Indonesia. Sementara itu terbitlah dia buku yang bernada mengecam
keburukan-keburukan tanam paksa:
a) Max Havelaar karya Douwes Dekker dengan nama samaran
Multatuli.
b) Suiker contracten (Kontrak-kontrak gula) karya Frans Van
Der Putte.